Serang – Dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (17/7). Rapat tersebut dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 54,26% atau sejumlah 34.783.040.097 lembar saham dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan yaitu 64.109.430.357 lembar saham.
Hadir pada kesempatan tersebut, Sekertaris Daerah Provinsi Banten Al Muktabar sebagai perwakilan Gubernur Provinsi Banten, Pemegang Saham Pengendali PT Banten Global Development (BGD), beserta jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Bank Banten.
RUPST Bank Banten menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Tahun Buku 2019. Laporan Tahunan menyajikan kinerja keuangan Bank Banten tahun 2019 serta langkah strategis untuk melakukan penguatan permodalan, pembenahan proses bisnis dan layanan, pengembangan produk serta penguatan struktur organisasi dengan dukungan SDM yang profesional untuk mendukung perbaikan kinerja Perseroan.
Bank Banten senantiasa berupaya meningkatkan kinerja pada 2019 di tengah keterbatasan yang ada. Adapun indikator kinerja yang mengalami perbaikan pada 2019 adalah NPL gross Desember 2019 sebesar 5,01%, turun dari Tahun 2018 yang sebesar 5,90%. Sedangkan NPL net 2019, tercatat sebesar 4,01%, turun dibandingkan dengan NPL net 2018 sebesar 4,92%. LDR 2019 sebesar 95,59% mengalami peningkatan dari sebelumnya LDR pada 2018 sebesar 82,86%. Perseroan berhasil melakukan perbaikan komposisi DPK melalui peningkatan dana murah sehingga Tabungan tumbuh sebesar 10,76% (yoy) dari Rp 519,83 miliar pada 2018 menjadi Rp575,78 miliar di 2019. Dan sebagai sumber pertumbuhan bisnis utama, Perseroan secara konsisten terus meningkatkan portfolio segmen kredit konsumer sehingga mengalami peningkatan sebesar 12,6% (yoy) dari Rp2,72 triliun pada 2018 menjadi Rp3,06 triliun pada 2019, khususnya didukung oleh kredit pensiunan.
Sedangkan, indikator-indikator kinerja 2019 yang mengalami penurunan mencakup penurunan Total Aset sebesar 14,60% secara year on year (yoy) dari Rp9,48 triliun pada 2018 menjadi Rp8,10 triliun pada 2019 sebagai dampak terkoreksinya penyaluran kredit secara konsolidasi sebesar 3,23% (yoy) dari Rp5,52 triliun pada 2018 menjadi Rp5,34 triliun pada 2019 akibat keterbatasan ruang gerak Perseroan dalam melakukan pengembangan usaha. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga mengalami penyesuaian sebesar 16,11% dibandingkan dengan tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun menjadi Rp5,58 pada 2019. Sedangkan rugi bersih pada 2019 tercatat sebesar Rp137.559 miliar. Untuk menekan kerugian, Perseroan melakukan peningkatan efisiensi terhadap pos-pos biaya, yaitu melalui relokasi kantor dan pelaksanaan Streamline bisnis serta organisasi.
“Sepanjang tahun 2019, kami berupaya mengoptimalkan segala potensi baik internal maupun eksternal. Salah satu bentuk langkah strategis sekaligus untuk mendukung program Pemerintah Daerah adalah dengan turut serta dalam rangka akselerasi pengembangan UMKM di Banten. Perseroan pun kini berfokus dalam memprioritaskan bisnis pada segmen kredit konsumer dan kredit komersial.” Jelas Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa.
Target pasar kredit Konsumer adalah dengan menyalurkan kredit kepada pegawai berpenghasilan tetap antara lain Pegawai, ASN Aktif, Menjelang Pensiun, dan pensiunan. Sedangkan untuk segmen kredit komersial, Perseroan memprioritaskan pembiayaan kepada pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APBD/N.
“Selaras dengan tujuan peningkatan permodalan bank untuk pengembangan usaha dan mencapai skala ekonomi yang diperlukan, kami akan terus melakukan penguatan teknologi informasi dengan mempersiapkan infrastruktur teknologi untuk menciptakan produk dan layanan yang berorientasi digital. Salah satunya adalah dengan pengembangan Integrated Payment System guna memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah pemerintahan/institusi serta meningkatkan peran unit non-bisnis untuk mengakselerasi pertumbuhan yang berkualitas.” Pungkas Fahmi.
Recent Comments